BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahasa
arab merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting untuk dipelajari.
Demikian pula hal nya salah satu bagian pembahasan dari bahasa arab tersebut
yaitu “BAB TAMYIZ”. Tamyiz berdasarkan kepada Ilmu Nahwu yang merupakan
pendukung untuk mempelajari Bahasa Arab. Pengetahuan terhadap tamyiz dibutuhkan
agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan Bahasa Arab.
B.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan
dari pembahasan BAB TAMYIZ ini antara lain untuk menambah pengetahuan Bahasa
Arab agar lebih mendalam. Pembahasan ini juga bertujuan agar kita dapat
mengidebntifikasi Tamyiz dalam suatu kalimat berbahasa Arab untuk dipraktekkan
dalam disiplin ilmu yang membutuhkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
“TAMYIZ”
A.
Pengertian “tamyiz”
“tamyiz ialah isim yang dinasabkan yang
berfungsi menjelaskan zat yang samar.”
Yang
menasabkannya adalah kata-kata sebelumnya berupa fi’il atau adad (kata
bilangan) atau kata kata miqdar (ukuran,timbangan,takaran
dan lain-lain).
Kadang
kadang tamyiz itu menjelaskan
hubungan yang masih tersembunyi pengertiannya. Tamyiz itu haruslah berupa isim nakirah.
B.
Macam macam tamyiz
1.
Tamyiz Mufrad
atau disebut Tamyiz Dzat
Digunakan
sebagai Tamyiz bagi lafazh-lafazh yg menunjukkan:
a.
Adad/bilangan.
اشتريت ستة عشر كتاباً
aku membeli enam belas kitab
b.
Ukuran Jarak
اشتريت ذراعاً صوفاً
Aku membeli satu Dzira’ (satu hasta) kain wool.
c.
Ukuran Takaran
اشتريت إردباً قمحاً
Aku membeli satu Irdabb (24 Gantang) Gandum.
d.
Ukuran Berat
اشتريت رطلاً سمناً
aku membeli satu Rithl minyak Samin
2.
Tamyiz jumlah atau tamyiz nisbat
Yaitu Tamyiz untuk menghilangkan kesamaran makna umum dari
penisbatan dua lafazh di dalam tarkib
jumlah.
Tamyiz
Nisbat/Jumlah dalam pertimbangan asalnya terbagi
dua macam:
Ø
Tamyiz Nisbat peralihan dari Fa’il,
contoh:
حَسُنَ
الشاب خلقاً
pemuda itu baik akhlaqnya
*Lafazh “KHULUQON” dinamakan Tamyiz Nisbat, karena menghilangkan
kesamaran penisbatan “HASUNA” kepada lafazh “ASY-SYAABBU”, sebagai Tamyiz nisbat peralihan dari Fa’il, karena asalnya :
حَسُنَ
خُلُقُ الشاب
Akhlaq pemuda itu baik.
Ø Tamyiz Nisbat peralihan dari Maf’ul,
contoh
وَفَّيْتُ
العمال أجوراً
aku membayar para pekerja itu ongkos
*Lafazh “UJUURAN” sebagai Tamyiz Nisbat
menghilangkan kesamaran penisbatan “WAFFAITU” kepada “UMMAALA” disebut Tamyiz Nisbat Manqul dari Maf’ul, karena
asalnya adalah: “WAFFAITU UJUUROL-UMMAALI” = aku membayar ongkos para pekerja.
C.
Contoh
I’rab tamyiz
: fill madhi
: fail yang dirafakkan dengan dhammah karena isim mufrad
: tamyiz mansub dengan fathah karena isim mufrad.
Kata dinasabkan oleh fi'il sebelumnya yaitu kata karena
apabila tidak tamyiz maka akan sulit memahami maksud dari
kata bercucuran.
:
fiil dan fael
:
maf’ul bih mansub dengan ya karena jamak muzakkra salim
:
tamyiz mansub dengan fathah karena isim mufrad
Kata dinasabkan oleh
kata karena jika
tidak
tamyiz maka akan sulit memahami maksud duapuluh
BAB
III
PENUTUP
Dari bahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa tamyiz
adalah “ialah
isim yang dinasabkan yang berfungsi menjelaskan zat yang samar”. Tamyiz dinasabkan oleh kata sebelumnya yang berupa fiil
atau adad. Tamyiz itu haruslah
berupa isim nakirah.
Tamyiz ada 2 :
Ø Tamyiz
Mufrad atau disebut Tamyiz Dzat, yang menunjukkan
1.
Adad/bilangan.
2.
Ukuran Jarak
3.
Ukuran Berat
4.
Ukuran Takaran
Ø
Tamyiz jumlah atau tamyiz nisbat
1. Tamyiz Nisbat peralihan dari Fa’il.
2.
Tamyiz Nisbat
peralihan dari Maf’ul.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar. Moch. 1989,Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Jurumiyyah dan
‘Imrithy, Bandung :
Sinar
Baru
http://nahwusharaf.wordpress.com/2011/12/21/pengertian-tamyiz-alfiyah-bait-356-357/
Umam,Chatibul,1987, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu, Jakarta :
Darul Ulum Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar